Langsung ke konten utama

MAKALAH MANAJEMEN PUSAT SUMBER BELAJAR. Manajemen Pusat Sumber Belajar Mengenai Pelayanan Media, Pengembangan Sistem Instruksional, dan Produksi Pengembangan Bahan

 

MAKALAH MANAJEMEN PUSAT SUMBER BELAJAR

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah  Manajemen Pusat Sumber Belajar Mengenai Pelayanan Media, Pengembangan Sistem Instruksional, dan Produksi Pengembangan Bahan

 

 

 

Dosen Pengampu: Dr. Sumarto, M.Pd.I

Oleh  :    Kelompok : V        

-          Dian Bastian (18561004)

-          Metia Ade Mentari (18561009)

-      Resty Wahyuni (18561014)

     

      

 

PROGRAM STUDI  MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

2020

 

 

 


KATA PENGANTAR

 Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puja dan segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang atas izin dan kuasa-Nya penulis dapat menyusun makalah tentang Pelayanan Media, Pengembangan Sistem Informasi, dan Produksi Pengembangan Bahan dengan waktu yang penulis rencanakan dengan sebaik mungkin.

            Makalah  ini disusun dalam  rangka memperdalam  pemahaman mengenai pelayanan media, pengembangan sistem informasi, dan produksi pengembangan bahan dan  juga dalam  rangka memenuhi tugas dari mata  kuliah  Manajemen Pusat Sumber Belajar di Institut Agama Islam Negeri Curup.

            Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik

            Akhir kata penulis memohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar kesalahan serupa tak terulang lagi dan agar dapat menjadikan tugas yang selanjutnya akan lebih baik lagi. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca umumnya dan terkhusus untuk penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

 

 

Curup ,    November 2020

 

Penulis

 

 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................      i

Daftar Isi............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

       1.1  Latar Belakang......................................................................................................... 1

       1.2  Rumusan Masalah.................................................................................................... 1

       1.3  Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3

       2.1  Pengertian Pusat Sumber Belajar............................................................................. 3

       2.2  Pelayanan  Media..................................................................................................... 6

       2.3 Pengembagan Sistem Instruksional ......................................................................... 8

       2.4 Produksi Pengembangan Bahan .............................................................................. 9

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 11

       3.1  Kesimpulan.............................................................................................................. 11

       3.2  Saran........................................................................................................................ 11

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 12

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

             Proses pembelajaran pada dasarnya sudah berjalan dengan baik, namun masih ada beberapa hal yang dirasa kurang. Diantaranya sumber belajar yang dimiliki siswa, hanya terpaku pada perpustakaan saja. Maka dari itu dibuatlah pusat sumber belajar (learning resources center), suatu perkembangan baru dari perpustakaan. Ia lebih lengkap dibanding dengan perpustakaan, sebab tidak hanya terdiri dari kumpulan buku atau media cetak lainnya, tetapi mempunyai koleksi khusus lainnya Pengembangan sistem pembelajaran (instruksional) merupakan salah satu bentuk pembaharuan sistem instruksional yang banyak dilakukan dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan, dengan maksud agar sistem tersebut dapat lebih serasi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

            Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Namun demikian, pendekatan yang sistematis dalam kegiatan instruksional ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, dan dengan sebutan yang berbeda-beda pula. Sebutan itu di antaranya adalah: pengembangan instruksional, desain instruksional, pengembangan sistem instruksional, pengembangan program instruksional, pengembangan produk instruksional, pengembangan organisasi, dan pengembangan kemampuan mengajar. Tetapi istilah populer yang lazim digunakan adalah pengembangan instruksional (pembelajaran), yang merupakan padanan dari istilah instructional development.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah Pengertian dari pusat sumber belajar ?

2.      Apakah fungsi dari pelayanan media?

3.      Bagaimanakah pengembangan sistem instruksional dalam manajemen pusat sumber belajar?

4.      Bagaimanakah produksi pengembangan bahan?

1.3 Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian dari pusat sumber belajar ?

2.      Untuk mengetahui fungsi dari pelayanan media?

3.      Untuk mengetahui bagaimanakah pengembangan sistem instruksional dalam manajemen pusat sumber belajar?

4.      Untuk mengetahui bagaimanakah produksi pengembangan bahan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Pengertian Pusat Sumber Belajar

            Pusat Sumber belajar merupakan suatu tempat pengelolaan dan pengembangan sumber-sumber belajar dengan tujuan membantu atau memberikan fasititas belajar manusia.[1] Sumber belajar dalam pengertian sempit diartikan sebagai semua sarana pengajaran yang menyajikan pesan secara edukatif baik visual saja maupun audiovisual, misalnya buku-buku dan bahan tercetak lainnya. Pengertian ini masih banyak disepakati oleh guru dewasa ini. Misalnya, dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para guru, kompenen sumber belajar pada umumnya akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan.[2]

            Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisai hasil belajar. Optimali hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar.[3]

            Cece Wijaya dan A.Thabrani Rusyah, berpendapat bahwa sumber belajar adalah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai sumber pengetahuan, dapat berupa manusia atau bukan manusia.[4]  Menurut pendapat ahli lain dikemukakan oleh, Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi menguraikan bahwa sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses atau aktifitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung diluar dari peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung.4 Dan pendapat lain juga dikemukakan oleh, Nana Sujana & Ahmad Rivai, memberikan pengertian sumber belajar adalah segela daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.[5]

            AECT (Association of Education and Communication Technology) mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Sumber belajar menurut AECT dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:

1) Pesan (massage), yaitu informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai dan data. Contoh: isi bidang studi yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan formal, dan non formal maupun dalam pendidikan informal.

2) Orang (person), yaitu manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengelolah dan penyaji pesan. Contoh: guru, dosen, tutor, siswa, pemain, pembicara, instruktur dan penatar.

 3) Bahan (material), yaitu sesuatu ujud tertentu yang mengandung pesan atau ajaran untuk disajikan dengan menggunakan alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun. Bahan ini sering disebut sebagai media atau software atau perangkat lunak. Contoh: buku, modul, majalah, bahan pengajaran terprogram, transparansi, film, video tape, pita audio (kaset audio), filmstrip, microfiche dan sebagainya.

4) Alat (Divice), yaitu suatu perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Alat ini disebut hardware atau perangkat keras. Contoh: proyektor slide, proyektor film, proyektor filmstrip, proyektor overhead (OHP), monitor televisi, monitor komputer, kaset, dan lain-lain.

5) Tehnik (Technique), dalam hal ini tehnik diartikan sebagai prosedur yang runtut atau acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan peralatan, orang dan lingkungan belajar secara terkombinasi dan terkoordinasi untuk menyampaikan ajaran atau materi pelajaran. Contoh: belajar mandiri, belajar jarak jauh, belajar secara kelompok, simulasi, diskusi, ceramah, problem solving, tanya jawab dan sebagainya.

6) Lingkungan (setting), yaitu situasi di sekitar proses belajar-mengajar terjadi. Latar atau lingkungan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung, sekolah, perpustakaan, laboratorium, rumah, studio, ruang rapat, musium, taman dan sebagainya. Sedangkan lingkungan non fisik contohnya adalah tatanan ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan lingkungan belajar, cuaca dan sebagainya.[6]

            Kemudian pengertian dari pusat Sumber Belajar dalam bahasa Inggris resources centre atau learning resources centre adalah suatu unit dalam suatu lembaga (khususnya sekolah/universitas/perusahaan) yang berperan mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultansi pembelajaran, dan lain-lain), fungsi pengadaan/pengembangan (produksi) media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.[7]

            Sedangkan menurut Percival dan Ellington, pusat sumber belajar adalah segala bentuk dan rumah sampai dengan bangunan bertingkat yang rumit dan lengkap yang dirancang atau diatur secara khusus dengan tujuan untuk menyimpan, merawat dan mengembangkan serta memanfaatkan koleksi sumber belajar dalam berbagai bentuknya secara individual maupun kelompok besar.[8]

            Pusat Sumber Belajar kadangkala diberi nama lain yang serupa seperti laboratorium alat bantu belajar. Alat bantu belajar atau pusat sumber belajar mandiri yang berfungsi melayani berbagai kebutuhan indiviual suatu fakultas, sekolah atau akademi. Misalnya beberapa sekolah dapat dilayani oleh satu pusat sumber belajar. Pada umumnya, pusat-pusat seperti itu ditempatkan dalam perpustakaan, yang sering mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pusat sumber belajar yang tersedia untuk menyimpan dan untuk pemanfaatan sumber belajar baik berupa cetak maupun non cetak. Pertumbuhan pusat sumber belajar merupakan suatu kemajuan bertahap dimulai dari perpustakaan yang hanya terdiri dari media cetak.

            Dalam melaksanakan kegiatannya, perpustakaan menanggapi permintaan permintaan dan memberikan pelayanan kepada para konsumen yang bervariasi secara luas. Dengan demikian, meluasnya kemajuan dalam bidang komunikasi dan teknologi, dinamika proses belajar dan sumber belajar yang bervariasi semakin diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar dengan penekanan pada bahan pengajaran yang baru melalui produksi audiovisual digabung dengan perustakaan yang melayani media cetak, maka timbul pusat multi media.

2.2 Pelayanan Media

            Fungsi dari Pelayanan media ini  langsung berhubungan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pusat sumber belajar. Karena keberadaan pusat sumber belajar dengan semua personel dan sarana serta peralatannya adalah dimaksudkan untuk memberikan pelayanan berupa pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

            Fungsi pelayanan ini juga berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, meliputi :

 a. Sistem penggunaan media untuk kelompok besar,

b.  Sistem penggunaan media untuk kelompok kecil,

c.   Fasilitas dan program belajar sendiri,

d.  Pelayanan perpustakaan media atau bahan pengajaran,

e.   Pelayanan pemeliharaan dan penyampaian,

f.   Pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan.

            Bahan-bahan yang dikoleksi pusat sumber belajar yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun peserta belajar dapat dibeli di tempat-tempat yang menjual bahan atau  media yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah atau madrasah misalnya toko buku, toko VCD dan atau kaset rekaman audio atau video, atau dapat diperoleh melalui hibah dari lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan pendidikan seperti departemen, kedutaan luar negeri, dan sebagainya.

            Dalam jangka panjang tentunya pusat sumber belajar sendiri harus makin bertumbuh sehingga mempunyai kemampuan sendiri untuk memproduksi berbagai jenis media dan bahan belajar yang benar-benar dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

            Untuk memudahkan pelaksanaan sirkulasi pelayanan bahan dan media belajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tertentu, perlu mengklasifikasi bahan-bahan yang sudah berhasil diproduksi dan kemudian memberikan “entry number” untuk setiap bahan yang disimpan. Kita dapat menggunakan klasifikasi Desimal Dewey (DDC atau Dewey Decimal Classification) sebagai yang digunakan untuk mengklasifikasi buku-buku yang ada di perpustakaan. Bila pusat sumber belajar sudah berkembang dengan pesat, dimana koleksi media sudah cukup banyak jumlah dan jenisnya, pelayanan pemanfaatan media ini dapat diberikan juga kepada pihak-pihak lain di luar kepentingan sekolah sendiri, misalnya sekolah atau madrasah lain.

2.3 Pengembangan Sistem Instruksional

            Pengembangan sistem instrukional menurut peningkatan efektivitas kegiatan belajar-mengajar di kelas dan pada pusat sumber belajar merupakan suatu rangkaian yang terpadu. Dengan demikian fungsi pusat sumber belajar lebih luas lagi. Pengembangan sistem instruksional adalah suatu proses yang sistematis dan terus-menerus, yang akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan partisifasi aktif peserta didik di dalam proses belajar mengajar.

             Di sinilah letak hubungan yang paling penting antara pusat sumber belajar dengan pengembangan sistem instruksional. Segala sumber dan bahan, segala macam peralatan audiovisual, segala jenis yang ada di dalam pusat sumber belajar dimaksudkan untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi interaksi peserta didik dan pengajar dalam proses belajar mengajar.[9]

            PPSI merupakan singkatan dari prosedur pengembangan sistem instruksional. Prosedur pengembangan sistem instruksional merupakan salah satu pendekatan dalam merancang sistem pembelajaran khususnya satuan pembelajaran oleh guru atau tenaga pendidik. Prosedur pengembangan sistem instruksional merupakan pendekatan prosedur yang untuk menghasilkan program pembelajaran.

            Prosedur pengembangan sistem instruksional mulai populer seiring pemberlakuan kurikulum 1957. Sistem prosedur pengembangan sistem instruksional mengarah pada tercapainya tujuan khusus, dapat diukur, dan dirumuskan dalam bentuk prilaku peserta didik. Harapan diterapkannya prosedur pengembangan sistem instruksional guru atau tenaga pendidik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien.  Prosedur pengembangan sistem instruksional digunakan sebagai karangka berpikir dalam menyususun sebuah rencana pembelajaran atau perumusan tujuan pembelajaran. Kritik terhadap penerapan prosedur pengembangan sistem instruksional dikalangan para pengajar atau guru yaitu prosedur ini membawa konsekuensi terhadap beban kerja guru dan juga kepala sekolah bertambah di bidang administrasian dokumen seperti penyusunan satuan pembelajaran yang detail, termasuk penyusunan alat evaluasi yang harus dapat mengukur tujuan pembelajaran.

2.4 Produksi Pengembangan Bahan

            Kegiatan produksi amat penting dan sangat diperlukan dilakukan oleh pusat sumber belajar karena seperti telah dijelaskan di atas pusat sumber belajar harus mempunyai koleksi bahan atau media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan diklat yang dilaksanakan, baik berupa bahan cetak maupun non cetak seperti bahan video, bahan audio, bahan belajar bantuan komputer, dan sebagainya.

            Selama ini bahan belajar cetakan (printed materials) seperti buku, ensiklopedia, jurnal, hand-outs, diktat, dan sebagainya merupakan sumber belajar bahan yang paling dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran. Perpustakaan selama ini telah menunjukkan peran yang cukup efektif dalam melaksanakan fungsi ini. Namun bahan cetakan yang lain seperti modul, pengajaran terprogram yang mampu berkomunikasi dengan peserta belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset rekaman audio, kaset rekaman video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh pusat sumber belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di diklat (PSB) dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

            Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi dan pengembangan bahan atau media pembelajaran ini adalah walaupun kita sudah dapat menggunakan komputer pribadi (PC) untuk membuat transparansi maupun gambar-gambar grafis yang menarik, namun masih tetap diperlukan keterampilan dalam membuat bahan-bahan belajar yang murah (inexpensive materials) melalui penggunaan “letter guide” untuk menulis caption, membuat program animasi yang menarik, menempelkan gambar visual (mounting), memotret (still pictures), dan sebagainya.

 

 

            Fungsi produksi dapat disusun sebagai berikut :

a.      Penyiapan karya seni asli (original artwork) untuk tujuan instruksional;

b.      Produksi transparansi OHP;

c.       Produksi fotografi (slide, filmstrip dan lain-lain);

d.      Pelayanan reproduksi fotografi;

e.       Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman pita suara;

f.       Pemrograman, pemeliharaan, dan pengembangan sistem televisi di kampus;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. AECT ( association of education and communication technology) dibedakan menjadi 6 yaitu:  pesan,  orang, bahan, alat, teknik, lingkungan. Berdasarkan peningkatan efektivitas pengembangan sistem instruksional pada pusat sumber belajar merupakan suatu rangkaian yang terpadu.

            Prosedur pengembangan sistem instruksional mulai populer seiring pemberlakuan  kurikulum 1957. Fungsi produksi bahan yakni antara lain meliputi penyiapan  karya seni asli,  produksi transparansi ohp,  produksi fotografi, pelayanan reproduksi potografi,  pemograman, pengeditan.

3.2  Saran

            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangannya, dari itu  kami  menyarankan  kepada  para  pembaca  agar  memberi kritik yang membangun agar penulis dapat memperbaiki kesalahan serta kekurangan pada penulisan kedepannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, 1991,  Pengelolaan Pengajaran, Jakarta:            Rineka Cipta

Cece Wijaya dan A. Thabrani Rusyah, 1994,  Kemampuan Dasar Guru dalam       Proses Belajar Mengajar , Bandung: Rosda Karya

Gafur, 1999, Pengembangan PSB dan Kelompok Belajar, Jakarta: Universitas       Terbuka

Sudjarwo, 1989, Bebererapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta: PT    Mediyatama Sarana Perkasa

Sudjarwo, 1988, Teknologi Pendidikan,  Jakarta: Erlangga

Wina Sanjaya, 2009, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:         Kencana.



            [1] Gafur, Pengembangan PSB dan Kelompok Belajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), hlm. 6.

                [2] Sudjarwo, Bebererapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa, 1989), 141

          [3] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 288

            [4] Cece Wijaya dan A. Thabrani Rusyah, Kemampuan Dasar Guru dalam proses BelajarMengajar, (Bandung: Rosda Karya , 1994),hlm. 138.

                [5] Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 152.

            [6]  Sudjarwo, Bebererapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa, 1989), hlm. 142

                [7] Gafur, Pengembangan PSB dan Kelompok Belajar, Jakarta: Universitas Tecbuka, 1999),hlm. 6

                [8]  Sudjarwo, Bebererapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa, 1989), hlm. 162

            [9] Sudjarwo, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1988),hlm. 9-10               

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model dan Rancangan Evaluasi Program Pendidikan

Model dan Rancangan Evaluasi Program Pendidikan MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah   Evaluasi Pendidikan Mengenai Model dan   Rancangan Evaluasi Program Pendidikan       Dosen Pengampu: Anisya Septiana, M.Pd Oleh   :     Kelompok : III -           Dian Bastian     (18561004) -           Reci                    (18561013) -           SusanaAmelia (18561025)              PROGRAM STUDI   MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( I AIN) CURUP 20 20       KATA PENGANTAR   Assalamu’alaikum warohmatullahi wab...

Manajemen Pembiayaan tanggapan mengenai pengelolaan keuangan negara ddalam dunia pendidikan

Manajemen Pembiayaan tanggapan mengenai pengelolaan keuangan negara dalam dunia pendidikan Nama                              : Dian Bastian NIM                                : 18561004 Prodi/Smt/Institusi          : Manajemen Pendidikan Islam/4/IAIN Curup MK                                  : Manajemen Pembiayaan Pendidikan                         Harus diingat! Bahwa keuangan yang dikelola adalah uang negara, bukan uang pribadi, maka pengelolaannya harus sesuai peraturan yang berlaku (standar tertentu). Tanggapan saya (Dian Bastian)           ...