MAKALAH MANAJEMEN PUSAT SUMBER BELAJAR. Manajemen Pusat Sumber Belajar Mengenai Pelayanan Media, Pengembangan Sistem Instruksional, dan Produksi Pengembangan Bahan
MAKALAH MANAJEMEN PUSAT SUMBER
BELAJAR
Makalah
ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pusat Sumber Belajar Mengenai Pelayanan Media,
Pengembangan Sistem Instruksional, dan Produksi Pengembangan Bahan

Dosen
Pengampu: Dr. Sumarto, M.Pd.I
Oleh :
Kelompok : V
-
Dian Bastian (18561004)
-
Metia Ade Mentari (18561009)
- Resty Wahyuni (18561014)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN)
CURUP
2020
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puja
dan segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang atas izin dan
kuasa-Nya penulis dapat menyusun makalah tentang ” Pelayanan Media, Pengembangan Sistem Informasi, dan
Produksi Pengembangan Bahan” dengan waktu yang penulis rencanakan dengan sebaik
mungkin.
Makalah ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai pelayanan media, pengembangan sistem informasi, dan
produksi pengembangan bahan dan juga dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Pusat Sumber Belajar di Institut Agama Islam Negeri
Curup.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik
Akhir
kata penulis memohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar kesalahan
serupa tak terulang lagi dan agar dapat menjadikan tugas yang selanjutnya akan
lebih baik lagi. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat untuk
para pembaca umumnya dan terkhusus untuk penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi
wabarokatuh
Curup , November
2020
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pusat Sumber Belajar............................................................................. 3
2.2 Pelayanan Media..................................................................................................... 6
2.3 Pengembagan Sistem Instruksional ......................................................................... 8
2.4 Produksi Pengembangan Bahan .............................................................................. 9
BAB
III PENUTUP............................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses
pembelajaran pada dasarnya sudah berjalan dengan baik, namun masih ada beberapa
hal yang dirasa kurang. Diantaranya sumber belajar yang dimiliki siswa, hanya
terpaku pada perpustakaan saja. Maka dari itu dibuatlah pusat sumber belajar
(learning resources center), suatu perkembangan baru dari perpustakaan. Ia
lebih lengkap dibanding dengan perpustakaan, sebab tidak hanya terdiri dari
kumpulan buku atau media cetak lainnya, tetapi mempunyai koleksi khusus lainnya
Pengembangan sistem pembelajaran (instruksional) merupakan salah satu bentuk
pembaharuan sistem instruksional yang banyak dilakukan dalam rangka pembaharuan
sistem pendidikan, dengan maksud agar sistem tersebut dapat lebih serasi dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses
pembelajaran. Namun demikian, pendekatan yang sistematis dalam kegiatan
instruksional ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, dan dengan sebutan
yang berbeda-beda pula. Sebutan itu di antaranya adalah: pengembangan
instruksional, desain instruksional, pengembangan sistem instruksional,
pengembangan program instruksional, pengembangan produk instruksional,
pengembangan organisasi, dan pengembangan kemampuan mengajar. Tetapi istilah
populer yang lazim digunakan adalah pengembangan instruksional (pembelajaran),
yang merupakan padanan dari istilah instructional development.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian
dari pusat sumber belajar ?
2. Apakah fungsi dari pelayanan
media?
3. Bagaimanakah
pengembangan sistem instruksional dalam manajemen pusat sumber belajar?
4. Bagaimanakah produksi
pengembangan bahan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
pengertian dari pusat sumber belajar ?
2. Untuk mengetahui
fungsi dari pelayanan media?
3. Untuk mengetahui
bagaimanakah pengembangan sistem instruksional dalam manajemen pusat sumber
belajar?
4. Untuk mengetahui
bagaimanakah produksi pengembangan bahan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber belajar
merupakan suatu tempat pengelolaan dan pengembangan sumber-sumber belajar
dengan tujuan membantu atau memberikan fasititas belajar manusia.[1] Sumber belajar dalam
pengertian sempit diartikan sebagai semua sarana pengajaran yang menyajikan
pesan secara edukatif baik visual saja maupun audiovisual, misalnya buku-buku
dan bahan tercetak lainnya. Pengertian ini masih banyak disepakati oleh guru
dewasa ini. Misalnya, dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para
guru, kompenen sumber belajar pada umumnya akan diisi dengan buku teks atau
buku wajib yang dianjurkan.[2]
Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar
yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisai hasil belajar.
Optimali hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar
(output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai
macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat
pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Implementasi
pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam
kurikulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses
pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar.[3]
Cece
Wijaya dan A.Thabrani Rusyah, berpendapat bahwa sumber belajar adalah
lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai sumber pengetahuan,
dapat berupa manusia atau bukan manusia.[4] Menurut pendapat
ahli lain dikemukakan oleh, Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi menguraikan bahwa
sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan
proses atau aktifitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung
diluar dari peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran
berlangsung.4 Dan pendapat lain juga dikemukakan oleh, Nana Sujana
& Ahmad Rivai, memberikan pengertian sumber belajar adalah segela daya yang
dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.[5]
AECT
(Association of Education and Communication Technology) mendefinisikan sumber
belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan
wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah
maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber belajar menurut AECT dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:
1)
Pesan (massage), yaitu informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh
komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai dan data. Contoh: isi
bidang studi yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan formal, dan non formal
maupun dalam pendidikan informal.
2)
Orang (person), yaitu manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan,
pengelolah dan penyaji pesan. Contoh: guru, dosen, tutor, siswa, pemain,
pembicara, instruktur dan penatar.
3) Bahan (material), yaitu sesuatu ujud
tertentu yang mengandung pesan atau ajaran untuk disajikan dengan menggunakan
alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun. Bahan ini sering
disebut sebagai media atau software atau perangkat lunak. Contoh: buku, modul,
majalah, bahan pengajaran terprogram, transparansi, film, video tape, pita
audio (kaset audio), filmstrip, microfiche dan sebagainya.
4)
Alat (Divice), yaitu suatu perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
yang tersimpan dalam bahan. Alat ini disebut hardware atau perangkat keras.
Contoh: proyektor slide, proyektor film, proyektor filmstrip, proyektor
overhead (OHP), monitor televisi, monitor komputer, kaset, dan lain-lain.
5)
Tehnik (Technique), dalam hal ini tehnik diartikan sebagai prosedur yang runtut
atau acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan peralatan, orang dan
lingkungan belajar secara terkombinasi dan terkoordinasi untuk menyampaikan
ajaran atau materi pelajaran. Contoh: belajar mandiri, belajar jarak jauh,
belajar secara kelompok, simulasi, diskusi, ceramah, problem solving, tanya
jawab dan sebagainya.
6)
Lingkungan (setting), yaitu situasi di sekitar proses belajar-mengajar terjadi.
Latar atau lingkungan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan fisik
dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung, sekolah, perpustakaan,
laboratorium, rumah, studio, ruang rapat, musium, taman dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan non fisik contohnya adalah tatanan ruang belajar, sistem
ventilasi, tingkat kegaduhan lingkungan belajar, cuaca dan sebagainya.[6]
Kemudian
pengertian dari pusat Sumber Belajar dalam bahasa
Inggris resources centre atau learning resources centre adalah suatu unit dalam
suatu lembaga (khususnya
sekolah/universitas/perusahaan) yang berperan mendorong efektifitas serta
optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang
meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultansi
pembelajaran, dan lain-lain), fungsi pengadaan/pengembangan (produksi) media
pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan
untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.[7]
Sedangkan
menurut Percival dan Ellington, pusat sumber belajar adalah segala bentuk dan
rumah sampai dengan bangunan bertingkat yang rumit dan lengkap yang dirancang
atau diatur secara khusus dengan tujuan untuk menyimpan, merawat dan
mengembangkan serta memanfaatkan koleksi sumber belajar dalam berbagai
bentuknya secara individual maupun kelompok besar.[8]
Pusat
Sumber Belajar kadangkala diberi nama lain yang serupa seperti laboratorium
alat bantu belajar. Alat bantu belajar atau pusat sumber belajar mandiri yang
berfungsi melayani berbagai kebutuhan indiviual suatu fakultas, sekolah atau
akademi. Misalnya beberapa sekolah dapat dilayani oleh satu pusat sumber
belajar. Pada umumnya, pusat-pusat seperti itu ditempatkan dalam perpustakaan,
yang sering mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pusat sumber belajar yang
tersedia untuk menyimpan dan untuk pemanfaatan sumber belajar baik berupa cetak
maupun non cetak. Pertumbuhan
pusat sumber belajar merupakan suatu kemajuan bertahap dimulai dari
perpustakaan yang hanya terdiri dari media cetak.
Dalam melaksanakan
kegiatannya, perpustakaan menanggapi permintaan permintaan dan
memberikan pelayanan kepada para konsumen yang bervariasi secara luas. Dengan
demikian, meluasnya kemajuan dalam bidang komunikasi dan teknologi, dinamika
proses belajar dan sumber belajar yang bervariasi semakin diperlukan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan penekanan pada bahan pengajaran yang baru
melalui produksi audiovisual digabung dengan perustakaan yang melayani media
cetak, maka timbul pusat multi media.
2.2 Pelayanan Media
Fungsi dari Pelayanan media ini langsung berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh pusat sumber belajar. Karena keberadaan
pusat sumber belajar dengan semua personel dan sarana serta peralatannya adalah
dimaksudkan untuk memberikan pelayanan berupa pemanfaatan berbagai jenis bahan
dan media belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Fungsi
pelayanan ini juga berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan
pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, meliputi :
a. Sistem penggunaan media untuk kelompok
besar,
b. Sistem penggunaan media untuk kelompok kecil,
c. Fasilitas dan program belajar sendiri,
d. Pelayanan perpustakaan media atau bahan
pengajaran,
e. Pelayanan pemeliharaan dan penyampaian,
f. Pelayanan pembelian bahan-bahan dan
peralatan.
Bahan-bahan yang dikoleksi pusat
sumber belajar yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun peserta belajar dapat
dibeli di tempat-tempat yang menjual bahan atau media yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran di sekolah atau madrasah misalnya toko buku, toko VCD dan atau
kaset rekaman audio atau video, atau dapat diperoleh melalui hibah dari
lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan pendidikan seperti departemen,
kedutaan luar negeri, dan sebagainya.
Dalam jangka panjang tentunya pusat
sumber belajar sendiri harus makin bertumbuh sehingga mempunyai kemampuan
sendiri untuk memproduksi berbagai jenis media dan bahan belajar yang
benar-benar dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Untuk
memudahkan pelaksanaan sirkulasi pelayanan bahan dan media belajar yang
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tertentu, perlu mengklasifikasi
bahan-bahan yang sudah berhasil diproduksi dan kemudian memberikan “entry
number” untuk setiap bahan yang disimpan. Kita dapat menggunakan klasifikasi
Desimal Dewey (DDC atau Dewey Decimal Classification) sebagai yang digunakan
untuk mengklasifikasi buku-buku yang ada di perpustakaan. Bila pusat sumber
belajar sudah berkembang dengan pesat, dimana koleksi media sudah cukup banyak
jumlah dan jenisnya, pelayanan pemanfaatan media ini dapat diberikan juga
kepada pihak-pihak lain di luar kepentingan sekolah sendiri, misalnya sekolah
atau madrasah lain.
2.3 Pengembangan Sistem Instruksional
Pengembangan
sistem instrukional menurut peningkatan efektivitas kegiatan belajar-mengajar
di kelas dan pada pusat sumber belajar merupakan suatu rangkaian yang terpadu.
Dengan demikian fungsi pusat sumber belajar lebih luas lagi. Pengembangan
sistem instruksional adalah suatu proses yang sistematis dan terus-menerus,
yang akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar
yang memungkinkan partisifasi
aktif peserta didik di dalam proses belajar mengajar.
Di sinilah letak hubungan yang paling penting
antara pusat sumber belajar dengan pengembangan sistem instruksional. Segala
sumber dan bahan, segala macam peralatan audiovisual, segala jenis yang ada di
dalam pusat sumber belajar dimaksudkan untuk membantu meningkatkan efektivitas
dan efisiensi interaksi peserta didik dan pengajar dalam proses belajar
mengajar.[9]
PPSI merupakan singkatan dari
prosedur pengembangan sistem instruksional. Prosedur pengembangan sistem
instruksional merupakan salah satu pendekatan dalam merancang sistem
pembelajaran khususnya satuan pembelajaran oleh guru atau tenaga pendidik. Prosedur
pengembangan sistem instruksional merupakan pendekatan prosedur yang untuk
menghasilkan program pembelajaran.
Prosedur
pengembangan sistem instruksional mulai populer seiring pemberlakuan kurikulum
1957. Sistem prosedur pengembangan sistem instruksional mengarah pada
tercapainya tujuan khusus, dapat diukur, dan dirumuskan dalam bentuk prilaku
peserta didik. Harapan diterapkannya prosedur pengembangan sistem instruksional
guru atau tenaga pendidik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan
efesien. Prosedur pengembangan sistem
instruksional digunakan sebagai karangka berpikir dalam menyususun sebuah
rencana pembelajaran atau perumusan tujuan pembelajaran. Kritik terhadap
penerapan prosedur pengembangan sistem instruksional dikalangan para pengajar
atau guru yaitu prosedur ini membawa konsekuensi terhadap beban kerja guru dan
juga kepala sekolah bertambah di bidang administrasian dokumen seperti
penyusunan satuan pembelajaran yang detail, termasuk penyusunan alat evaluasi
yang harus dapat mengukur tujuan pembelajaran.
2.4 Produksi Pengembangan Bahan
Kegiatan produksi amat penting dan
sangat diperlukan dilakukan oleh pusat sumber belajar karena seperti telah
dijelaskan di atas pusat sumber belajar harus mempunyai koleksi bahan atau
media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan diklat yang dilaksanakan,
baik berupa bahan cetak maupun non cetak seperti bahan video, bahan audio,
bahan belajar bantuan komputer, dan sebagainya.
Selama ini bahan belajar cetakan
(printed materials) seperti buku, ensiklopedia, jurnal, hand-outs, diktat, dan
sebagainya merupakan sumber belajar bahan yang paling dominan peranannya dalam
kegiatan pembelajaran. Perpustakaan selama ini telah menunjukkan peran yang
cukup efektif dalam melaksanakan fungsi ini. Namun bahan cetakan yang lain
seperti modul, pengajaran terprogram yang mampu berkomunikasi dengan peserta
belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset
rekaman audio, kaset rekaman video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan
berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri
oleh pusat sumber belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di diklat
(PSB) dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Satu hal yang perlu diperhatikan
dalam kaitannya dengan kegiatan produksi dan pengembangan bahan atau media
pembelajaran ini adalah walaupun kita sudah dapat menggunakan komputer pribadi
(PC) untuk membuat transparansi maupun gambar-gambar grafis yang menarik, namun
masih tetap diperlukan keterampilan dalam membuat bahan-bahan belajar yang
murah (inexpensive materials) melalui penggunaan “letter guide” untuk menulis
caption, membuat program animasi yang menarik, menempelkan gambar visual
(mounting), memotret (still pictures), dan sebagainya.
Fungsi
produksi dapat disusun sebagai berikut :
a. Penyiapan karya seni asli (original
artwork) untuk tujuan instruksional;
b. Produksi transparansi OHP;
c. Produksi fotografi (slide, filmstrip dan
lain-lain);
d. Pelayanan reproduksi fotografi;
e. Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi
rekaman pita suara;
f. Pemrograman, pemeliharaan, dan
pengembangan sistem televisi di kampus;
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sumber belajar adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat
digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. AECT ( association of
education and communication technology) dibedakan menjadi 6 yaitu: pesan,
orang, bahan, alat, teknik, lingkungan. Berdasarkan peningkatan
efektivitas pengembangan sistem instruksional pada pusat sumber belajar
merupakan suatu rangkaian yang terpadu.
Prosedur
pengembangan sistem instruksional mulai populer seiring pemberlakuan kurikulum 1957. Fungsi produksi bahan yakni
antara lain meliputi penyiapan karya
seni asli, produksi transparansi
ohp, produksi fotografi, pelayanan
reproduksi potografi, pemograman,
pengeditan.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih ada kekurangannya, dari itu kami
menyarankan kepada para
pembaca agar memberi kritik yang membangun agar penulis
dapat memperbaiki kesalahan serta kekurangan pada penulisan kedepannya.
Daftar Pustaka
Ahmad
Rohani dan Abu Ahmadi, 1991, Pengelolaan
Pengajaran, Jakarta:
Rineka
Cipta
Cece
Wijaya dan A. Thabrani Rusyah, 1994, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar ,
Bandung: Rosda Karya
Gafur,
1999, Pengembangan
PSB dan Kelompok Belajar, Jakarta: Universitas Terbuka
Sudjarwo,
1989, Bebererapa
Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta: PT Mediyatama
Sarana Perkasa
Sudjarwo,
1988, Teknologi
Pendidikan, Jakarta:
Erlangga
Wina
Sanjaya, 2009, Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana.
[2] Sudjarwo, Bebererapa
Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa,
1989), 141
[4]
Cece
Wijaya dan A. Thabrani Rusyah, Kemampuan Dasar Guru dalam proses
BelajarMengajar, (Bandung: Rosda Karya , 1994),hlm. 138.
[6]
Sudjarwo, Bebererapa Aspek Pengembangan Sumber
Belajar, (Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa, 1989), hlm. 142
Komentar
Posting Komentar